Powered By Blogger

Selamat Datang di Metrind Blog

Semoga Bermanfaat

Senin, 14 Mei 2012


KOROSI

PENGERTIAN KOROSI
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut perkaratan.

BENTUK-BENTUK KOROSI
  1. KOROSI MERATA (UNIFORM ATTACK)
Logam mengalami kerusakan dengan laju yang sama hampir di seluruh permukaan
Relatif tidak berbahaya karena kerusakannya mudah terlihat, sehingga umur logam dapat diperhitungkan
Cara pengendaliannya a.l : coating, proteksi katodik, inhibitor dan pemilihan logm yang sesuai dengan lingkungan

  1. KOROSI GALVANIK
Terjadi bila dua logam atau lebih yang berada dalam suatu lingkungan dan saling berhubungan, sehingga timbul tegangan listrik
Logam yang potensialnya lebih tinggi akan bersifat katodik dan yang lebih rendah bersifat anodik, sehingga terjadi reaksi oksidasi
Faktor yang mempengaruhi antara lain : beda potensila, kondisi lingkungan, jarak dan perbandingan luas permukaan
Electromotif Force

PENGENDALIAN KOROSI GALVANIK

  1. KOROSI CELAH (CREVICE CORROSION)
  1. KOROSI SUMURAN (PITTING CORROSION)
  1. KOROSI SELEKTIF (SELECTIVE LEACHING)
Terlarutnya suatu unsur yang bersifat lebih anodik dari suatu paduan.
Contohnya : terlarutnya seng dari kuningan (dezincfication), sehingga yang tertinggal hanya tembaga
Cara pengendaliannya : penggunaan paduan yang tahan korosi selektif, misalnya paduan kuningan yang ditambahkan unsur AS, Sb, Pb

  1. KOROSI EROSI
Peningkatan laju kerusakan logam akibat aliran fluida yang bersifat korosif pada permukaan logam.
Faktor yang mempengaruhi : kecepatan aliran fluida, turbulensi, tumbukan, dan sifat-sifat logam/paduan
Termasuk dalam kelompok ini adalah korosi kavitasi dan korosi gesekan
Jika permukaan logam kasar, maka erosi semakin dahsyat

  1. KOROSI ANTAR BUTIR (INTERGRANULAR)
Terjadi baja tahan karat (Stainless Steel – SS), akibat perlakuan panas atau pengelasan pada temperatur sekitar 450 – 800 degC, sehingga terbentuk karbida krom (Cr23C6) pada batas butir
Pengendalian yang dapat dilakukan :
    1. Soluion quenching : memanaskan SS pada temperatur 1050 – 1150 degC, kemudian di dinginkan dengan cepat (water quenching), sehingga karbida karbon larut dalam baja
    2. Penambahan unsur pembentuk karbida / stabilizer, mis: Titanium, Colombium, tantalum untuk mencegah terjadinya karbida krom
    3. Penurunan kadar karbon

  1. KOROSI TEGANGAN (STRESS CORROSION CRACKING – SCC)
Terjadi akibat adanya aksi gabungan antara lingkungan korosif dan tegangan statis
Faktor yang mempengaruhi : temperatur, komposisi logam, tegangan dan struktur logam
Pengendalian SCC :
    1. Mengganti paduan logam yang digunakan
    2. Menggunakan proteksi katodik
    3. Menggunakan inhibitor
    4. Mengurangi tegangan statis









Terminologi Galvanis
Fuad Abdillah, ST, MT.
Acid Packling
Asam yang digunakan untuk menghilangkan karat dan mill scale sebelum digalvanis


Alloy Layors
Lapisan galvanis yang terbentuk dari serangkaian lapisan alloy dari paduan seng-besi (Zn-Fe) dan pada lapisan luarnya adalah lapisan seng. Lapisan alloy ini akan mempertinggi daya tahan terhadap abrasi dan jika dikendaki lapisan yang lebih tebal dapat diaplikasikan disini (misalnya dengan memperpanjang waktu celupnya)


Ash
Adalah produk oksidasi seng dari hasil reaksi seng cair dengan udara dan flux yang menempel pada permukaan baja dan yang mengapung pada permukaan seng cair panas di ketel galvanis. Zinc ash ini dapat diproses kembali untuk mendapatkan kembali logam seng serta compoundnya


Bare Spot
Kerusakan pada lapisan galvanis disebabkan oleh pembersihan yang kurang sempurna sebelum di hot dip


Beam Work
Adalah dipping beams yang digunakan pada proses galvanis sebagai alat bantu tempat bergantungnya material pada beam yang digantung dengan bantuan kaitan atau kawat untuk memperkecil kerugian zinc


Centrifuge Work
Material-material kecil digalvanis dengan cara dimasukkan ke dalam semacam keranjang berbentuk silinder, lalu diputar cepat untuk membuang seng cair panas yang tersisa. Biasanya untuk menggalvanis fasteners, washers, rantai, brackets dan baut.


Cathodic Protection
Proteksi terhadap besi dan baja dengan logam yang lebih reaktif seperti seng. Baja yang sudah digalvanis dan mengalami kerusakan mekanik akan terlindungi dari korosi karena efek ini


Degreasing
Semua material yang akan digalvanis pertama-tama harus dimasukkan ke dalam bak Caustic Soda untuk menghilangkan zat organik yang menempel pada permukaannya.


Chain Work
Material yang besar, panjang dan kaku yang dicelup dengan digantung memakai rantai dikategorikan sebagai chain work pada proses galvanis.


Coating Thickness
Ketebalan dari HDG ditentukan oleh metalurgi, kondisi permukaan dan ketebalan dari baja dan biasanya diukur dalam satuan gram per meter persegi atau mikron


Continuous Galvanizing
Baja lembaran, kawat dan beberapa tube section digalvanis secara continuous (berkesinambungan). Lapisan yang terbentuk relatif tipis dan lembut


Corrosion Rate
Kecepatan korosi dari lapisan galvanis dapat diprediksi, oleh karena itu umur dari lapisan itu dapat secara akurat diestimasikan dalam lingkungan yang dikenal.
Rate dari kehilangan logam pada reaksi kimia atau reaksi electrochemical.


Double End Dipping
Material fabrikasi atau section yang panjang atau lebar dapat digalvanis dengan pencelupan ganda pada kedua ujungnya secara bergantian


Dross Inclusion
Lapisan HDG bisa mendapatkan inklusi di dalam lapisannya yang disebabkan oleh menempelnya kristal dross yang mengapung di dalam seng cair. Inklusi ini tidak mempengaruhi daya tahan dari lapisan itu sendiri


Dross
Adalah hasil reaksi antara baja dengan seng di dalam ketel zinc. Dross adalah kristal seng-besi yang lebih berat dari seng dan mempunyai titik cair yang lebih tinggi pula daripada seng. Dross harus secara periodik diambil dari dasar bak untuk mempertahankan kedalaman yang optimal.


Draining
Semua terial yang akan digalvanis harus dapat dilalui oleh seng cair keluar/masuk dari material tersebut sewaktu proses pencelupan di dalam bak seng


Embrittlement
Kerapuhan dapat terjadi pada material baja yang digalvanis disebabkan karena “excessive cold working” (misalnya pada cold bending > 900) ata pada acid pickling untuk baja high strength (hydrogen embrittlement karena penetrasi hydrogen ke dalam baja)


Fluxing
Sebelum memasuki bak pencelupan HDG dan sesudah proses pretreatment, baja di flux ke dalam larutan untuk mempertahankan kondisi permukaan yang sudah bersih untuk digalvanis. Untuk membantu proses pengeringan larutan ini bisa dipanaskan sampai 600 C


Galvanizing
Pelapisan baja dengan mencelupkannya ke dalam cairan seng panas


Grey Coatings
Beberapa jenis baja dapat menghasilkan lapisan galvanis yang berwarna abu-abu kelam. Lapisan ini tidak memiliki seng bebas pada permukaannya dan cenderung lebih tebal dan daya tahannya terdadap benturan agak berkurang dibandingkan dengan lapisan yang mengkilap


Hardness of Galvanized Coating
Komponen seng pada lapisan galvanis kekerasannya kurang lebih setengah dari kekerasan mild steel. Sedangkan lapisan alloy yang terbentuk pada HDG kekerasannya dua kali dari kekerasan mild steel


Hydrogen Embrittlement
Baja yang mempunyai tegan leleh (yield strength) > 100 mP memiliki kecendrungan kerapuhan disebabkan oleh penetrasi hydrogen ke dalam struktur kristal dari baja tersebut pada saat proses acid pickling


Jig
Rangka baja sebagai alat bantu kerja untuk proses galvanis. Jig khusus didesain untuk produk yang spesifik untuk mengoptimalkan kualitas dan produktivitas


Magnetic Testing
Ketebalan lapisan galvanis diukur mulai dari jarak permukaan sampai permukaan baja dibawahnya


Normalising
Suhu galvanis (4500 C) tidak mempengaruhi kekuatan dari baja itu sendiri tetapi hanya berpengaruh pada pengurangan tegangan pada bagian yang dilas (stress relieving effect)


Passivation
Lapisan galvanis dibuat pasif dengan cara di quenching ke dalam larutan sodium bichromat lemah untuk menghindari oksidasi awal dari lapisan seng disebabkan karena bersentuhan dengan embun atau air hujan


Phosphorous
Baja dengan kandungan phospor yang tinggi (ada kaitannya dengan silicon) adalah sangat reaktif dengan seng cair sehingga akan menimbulkan lapisan yang tebal berwarna keabu-abuan


Repairs
Lapisan galvanis yang rusak dapat diperbaiki melalui sistem touch up menggunakan zinc rich paint yang direkomendasikan dan menggunakan zinc repair stick


Silicon Killed Steel
Beberapa jenis baja dengan kandungan silicon yang tinggi sangat reaktif terhadap seng cair dan dapat menghasilkan lapisan yang tebalnya dapat mencapai beberapa kali terhadap ketebalan standar. Lapisan yang terbentuk warnanya lebih gelap dan lebih rentan terhadap kerusakan mekanik, tetapi sebaliknya mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap korosi


Strain Ageing
Baja yang mengalami pembentukan dingin secara ekstrem dapat menjadi rapuh pada waktu digalvanis disebabkan karena panas yang ditimbulkan sewaktu proses galvanis dapat memacu stress effects dari pembentukan dingin tersebut


Venting
Semua bagian yang berisi udara harus diberi ventilasi yang cukup untuk memungkinkan udara dan uap air dapat keluar dari situ pada waktu pencelupan ke dalam seng cair panas. Material yang akan dicelup harus diperhatikan agar seng cair dapat masuk ke dalam rongga-rongga serta ada udara yang dapat keluar dari situ agar material tersebut dapat tenggelam ke dalam cairan seng panas dan agar seng cair dapat menjangkau seluruh permukaan selama proses pencelupan.


Welding
Pengelasan untuk material yang sudah digalvanis memerlukan ventilasi yang benar dan harus menggunakan elektroda las serta menggunakan teknik pengelasan yang benar


Wet Storage Stain
Pada saat baja baru saja digalvanis, seng terlepas dari semua lapisan oksida pelindung. Jika air murni (embun atau air hujan) berhubungan dalam jangka lama dengan seng dalam kondisi ini, maka seng akan beraksi dengan air menjadi hidroksida seng; berupa deposit oksida putih. Passivasi sesudah galvanis dengan ventilasi dan drainage yang cukup akan mencegah timbulnya “white storage staining”


Zinc Carbonate Film
Oksida film ini memberikan daya tahan yang baik sekali terhadap korosi dengan udara sekitarnya. Oleh karena lapisan ini dapat menebal sendiri dipengaruhi cuaca, maka pada lapisan galvanis akan timbul warna yang khas abu-abu muda


Sumber :  http://ptmikipveteran.blogspot.com/2011/03/teknik-korosi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar